Sistem Akuntansi Biaya Menurut Pesanan

by - Sabtu, Mei 16, 2020



1. Penetapan Sistem Akuntansi
       Pencatatan adalah bentuk tolak dari dokumen - dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk ayat - ayat jurnal dan juga dokumen ini penting bagi pimpinan untuk membuat perencanaan serta untuk tindakan pengendalian mengenai cara, prosedur dan penerapan terdapat persamaan dengan sistem akuntansi biaya menurut proses.

2. Bahan Mentah (Raw Materials)
       Departemen yang bertugas melaksanakan pesanan tersebut membuat perencanaan terlebih dahulu yaitu bahan baku yang dibutuhkan dengan membuat Surat Permintaan Pembelian (purchase requisition). Surat ini sebagai pedoman bagian pembelian untuk melaksanakan pemesanan atau dasar untuk mengirim order pembelian (purchase order). Selanjutnya petugas mengadakan pemeriksaan terhadap jumlah tersebut yang sudah sesuai atau tidak dengan apa yang sudah dipesannya. Kemudian bagian pembelian pembelian mengeluarkan bukti penerimaan bahan (receiving report) yang memuat sejumlah serta keadaan barang yang diterima.
Penerimaan dicatat dengan mendebit perkiraan bahan baku (material) dan sebaliknya untuk perkiraan bahan baku (material) dan sebaliknya untuk perkiraan hutang dagang (kas dicatat di sebelah kredit) perkiraan bahan baku di dalam buku besar merupakan perkiraan pengendali yang dibuat per jenis bahan baku dan merupakan sub buku besar yang dinamakan Buku bahan baku (Material ledger). Kemudian disambung dengan bagian produksi dengan membuat bon pengeluaran (material requisition) dalam beberapa rangkap untuk bagian gudang. Ikhtisar mengenai bon pengeluaran bahwa secara periodik merupakan bukti untuk memindahkan biaya bahan baku dan perkiraan pengendalian bahan baku ke perkiraan pengendalian barang dalam proses (work in proces) dan biaya fabrikase (factory overhead).
Untuk pencatatan bahan baku ini sebaiknya menerapkan sistem balance permanen karena akan memperoleh beberapa manfaat yaitu:
·         Memungkinkan perhitungan persediaan secara phisik dapat dilaksanakan secara merata dan tidak menumpuknya pekerjaan pada akhir periode.
·         Penetapan pembebanan bahan baku ke pekerjaan dan biaya fabrikase dapat dilakukan secara tepat dan cepat
·         Keuntungan lainnya untuk mengetahui perbedaan -perbedaan antara jumlah sebenarnya dengan jumlah menurut pembukuan.

3. Upah (Wages)
       Upah buruh adalah biaya yang tidak terwujud, sistem ini harus dilakukan dengan seksama mengenai perlakuan upah langsung agar dapat ditetapkan jumlah yang tepat mengenai upah yang harus dibayar dan pembebanan yang tepat atas biaya buruh ke perkiraan biaya fabrikase dan masing masing pesanan. Selain itu pun jam kerja para buruh harus dicatat kedalam kartu jam (stock card) atau disebut juga kartu keluar masuk (in and out cards) untuk setiap pekerjaan atau biaya fabrikase dicatat dalam kurun waktu (time ticket/time card). Berikut adalah contohnya:

4. Barang Dalam proses (Work in Process)
Untuk menyelesaikan suatu produk terdapat 3 unsur biaya yaitu:
  • Bahan langsung (Direct Materials)
  • Upah langsung (Direct labor)
  • Biaya fabrikase (Factory overhead)

       Ketiganya akan dialokasi kan ke perkiraan Barang dalam proses dengan angka yang sudah diikhtisarkan terlebih dahulu, sedangkan perincian mengenai pemakaian bahan, upah langsung atau biaya fabrikase dapat dilihat dari kartu pekerjaan (Job cust sheet). 
Berikut adalah contoh ilustrasinya:


       Hubungan antara perkiraan pengendalian barang dalam proses (controlling account) dan buku pembantunya (subdiary cost ledger) dapat diamati dari daftar dibawah ini

       Dalam pelaksananya, setiap order berisi beberapa jumlah pemakaian bahan, upah langsung dan biaya fabrikase yang dialokasikan dicatat dalam sebuah kartu pesanan


5. Hasil Selesai Dan Harga Pokok Penjualan

       Perkiraan hasil selesai merupakan perkiraan pengendali (controlling account) disebabkan angka yang dicatat ke dalam perkiraan ini hanya merupakan ikhtisar dari buku besar pembantu (subsidiary ledger) yang mempunyai perkiraan - perkiraan untuk tiap - tiap barang yang dihasilkan 

       Untuk menetapkan harga pokok bahan baku dalam proses produksi, mungkin terdapat bermacam -macam cara misalnya, digunakan metode FIFO LIFO dan sebagianya jumlah hasil selesai yang dikirim dicatat ke buku Hasil selesai berdasarkan copy surat perintah pengiriman petugas yang mengurus atau mengelola buku hasil selesai. 


You May Also Like

0 komentar